Minggu, 11 Oktober 2009

Nelson Mandela

Review Nelson Mandela
Nelson Mandela terlahir di wilayah Afrika Selatan yang mana dia lahir dengan keadaan telanjang dan berwarna kulit hitam. Dia lahir pada tanggal 18 Juli 1918, terlahirkan di Qunu dekat Umnata. Nelson Mandela sebenarnya bukan nama aslinya. Nama Nelson itu berasal dari seorang guru yang metodis. Nama asli beliau adalah Rolihlahla Mandela. Beliau anak pertama yang disekolahkan oleh keluarganya. keluarga beliau berketurunan ningrat. Pada usia 16 tahun beliau masuk di Clarkebury Boarding Institute, di institute itu beliau mempelajari budaya barat. Di Institute itu dia bertemu dengan kolega abadinya yang bernama Olver Tambo, beliau dan koleganya sepakat untuk menentang kebijakan kampus. Ketika terjadi penentangan kebijakan, beliau dan Tanbo dikeluarkan dari kampus tersebut. Lalu beliau pindah ke Johannesburg dan melanjutkan kuliahnya di University of South Africa setelah mengambil hukum di University of the Witswatersrand.
Mandela ketika beranjak dewasa beliau menikah dengan Evelyn Ntoko Mase berakhir dengan perceraian pada 1957 setelah 13 tahun. Pernikahannya dengan Winnie Madikizela yang berjalan 38 tahun berakhir dengan perceraian 1996. Pada ulang tahunnya ke-80, Mandela menikahi Graça Machel, janda dari mantan Presiden Mozambik Samora Machel, yang juga seorang kawan ANC.
Perjalanan Politik Mandela yang terus mengalami penekanan dari pihak pemerintah. Mandela seringkali mengkritik jalannya pemerintahan yang tidak beres. Dan pemerintah tidak pernah lepas pandangannya dengan Mandela, Mandela pun demikian. Mandela pun aktif dalam partai, partai yang beliau ikutin ialah Partai ANC (African National Congress). Sebagai Aktivis Nelson Mandela mengikuti African National Congress (ANC) dari tahun 1942.Karena kegiatannya yang antiapartheid, ia menjalani berbagai masa hukuman. Pada 5 Agustus 1962, Mandela ditangkap dan dipenjarakan di Johannesburg Fort kemudian pada 25 Oktober 1962, ia dijatuhi hukuman 5 tahun penjara dan pada 12 Juni 1964, ia dan sekelompok aktivis lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Setelah menolak pembebasan bersyarat dengan menghentikan perjuangan bersenjata pada Februari 1985, Mandela tinggal di penjara sampai dibebaskan pada 11 Februari 1990 atas perintah Presiden Frederik Willem de Klerk setelah ditekan oleh seluruh dunia. Mandela dan de Klerk mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian pada 1993
Dalam mengikuti partai ANC, Mandela juga pernah menduduki kursi Presiden Afrika selatan selama satu periode. Kemenangan Mandela dalam pemilu adalah suatu yang luarbiasa. Mandela adalah presiden pertama kali yang berkulit hitam di Afrika Selatan. Selama satu periode Mei 1994-Juni 1999, Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan. Kendala-kendala yang paling dipermasalahkan Mandela dalam kepemimpinannya adalah penanggulangan dan pencegahan AIDS yang terus bertambah korbannya, bahkan anaknya Mandela yang bernama Makgatho Mandela salah satu korban tewas akibat penyakit AIDS ini.
Pada masa Mandela sebelum berkuasa di Afrika Selatan, kaum kulit hitam adalah kaum yang sangat tertindas oleh kaum kulit putih. Kaum kulit hitam dianggap orang paling rendah derajatnya oleh kaum kulit putih. Penindasan kaum kulit hitam terus berlanjut sehingga akhir abad ke-20. Pada Februari 1990, akibat dorongan dari bangsa lain dan tentangan hebat dari berbagai gerakan anti-apartheid khususnya Kongres Nasional Afrika (ANC), pemerintahan Partai Nasional di bawah pimpinan Presiden F.W. de Klerk menarik balik larangan terhadap Kongres Nasional Afrika dan partai-partai politik berhaluan kiri yang lain dan membebaskan Nelson Mandela dari penjara. Undang-undang apartheid mulai dihapus secara perlahan-lahan dan pemilu tanpa diskriminasi yang pertama diadakan pada tahun 1994. Partai ANC meraih kemenangan yang besar dan Nelson Mandela, dilantik sebagai Presiden kulit hitam yang pertama di Afrika Selatan. Walaupun kekuasaan sudah berada di tangan kaum kulit hitam, berjuta-juta penduduknya masih hidup dalam kemiskinan.
Sewaktu Nelson Mandela menjadi presiden negara ini selama 5 tahun, pemerintahannya telah berjanji untuk melaksanakan perubahan terutamanya dalam isu-isu yang telah diabaikan semasa era apartheid. Beberapa isu-isu yang ditangani oleh pemerintahan pimpinan ANC adalah seperti pengangguran, wabah AIDS, kekurangan perumahan dan pangan. Pemerintahan Mandela juga mula memperkenalkan kembali Afrika Selatan kepada ekonomi global setelah beberapa tahun diasingkankan karena politik apartheid. Di samping itu, dalam usaha mereka untuk menyatukan rakyat pemerintah juga membuat sebuah komite yang dikenal dengan Truth and Reconciliation Committee (TRC) dibawah pimpinan Uskup Desmond Tutu. Komite ini berperan untuk memantau badan-badan pemerintah seperti badan polisi agar masyarakat Afrika Selatan dapat hidup dalam aman dan harmonis.
Presiden Mandela menumpukan seluruh perhatiannya terhadap perdamaian di tahap nasional, dan mencoba untuk membina suatu jatidiri untuk Afrika Selatan dalam masyarakat majemuk yang terpisah oleh konflik yang berlarut-larut selama beberapa dasawarsa. Kemampuan Mandela dalam mencapai objektifnya jelas terbukti karena selepas 1994 negara ini telah bebas dari konflik politik. Nelson Mandela meletakan jabatannya sebagai presiden partai ANC pada Desember 1997, untuk memberi kesempatan kepada Presiden yang baru yaitu Thabo Mbeki. Mbeki dipilih sebagai presiden Afrika Selatan selepas memenangi pemilu nasional pada tahun 1999, dan partainya menang tipis dua pertiga mayoritas di parlemen. Presiden Mbeki telah mengalihkan fokus pemerintahan dari pendamaian ke perubahan, terutama dari segi ekonomi negara.
Mandela adalah salah seorang yang terus berjuang untuk menuntut keadilan hak setiap warga Negara di Afrika Selatan. Oleh karena itu Mandela menuliskan piagam kemerdekaan, dimana piagam tersebut berisi tentang dokumen kebijakan pertama yang mengemukakan tujuan-tujuan untuk suatu Afrika Selatan yang demokratis dan non-rasional. Mandela menulis bahwa Piagam itu bahkan lebih daripada hanya sebuah daftar dari reformasi-reformasi demokratis. Piagam itu adalah suatu rencana revolusioner. Dan bukan suatu program sosialis karena tidak mencakup pemindahan kekuasaan kepada kelas social tertentu, akan tetapi Mandela mengakui bahwa tanpa perubahan-perubahan yang mendasar, seperti nasionalis tambang, maka tidak akan mungkin terjadi perubahan yang menyeluruh dalam kondisi rakyat dan tidak akan mungkin terdapat system pemerintahan yang demokratis.
Belum pernah sebelumnya sebuah dokumen atau sebuah seminar atau kongres yang demikian luasnya disambut dan dibicarakan oleh gerakan demokratis di Afrika Selatan. Belum pernah sebelumnya sebuah dokumen atau konferensi yang merupakan tantangan yang besar dan serius terhadap kebijakan rasial dan anti rakyat di negeri ini. Berikut sepenggal kalimat yang diutaran penduduk Afrika Selatan
“Untuk pertama kali dalam sejarah negeri kami, kekuatan-kekuatan demokratis tanpa memperhatikan ras, kepercayaan ideologis, keanggotaan partai atau kepercayaan agama, telah menolak dan mengesampingkan rasialisme dalam segala bentuknya, dengan jelas menyatakan tujuan dan sasaran mereka dan bersatu dalam sebuah rencana kerja bersama.”
Piagam itu tidak hanya merupakan sebuah daftar tuntutan bagi reformasi politik. Merupakan sebuah dokumen revolusioner, persis karena perubahan-perubahan yang digambarkannya tidak akan dapat dimenangklan tanpa menghancurkan tatanan ekonomi dan politik yang terdapat di Afrika Selatan. Untuk memenangkan tuntutan itu diperlukan organisasi, diluncurkan dan dikembangkannya perjuangan massa dalam skala yang paling luas.



Critical Review Nelson Mandela
Sebuah harapan besat di negeri Afrika Selatan mempunyai pemimpin yang menyama ratakan penduduknya dengan tanpa kelas horizontal. Seperti inilah progress yang besar dari kepemimpinan Mandela. Kenyataan yang ada, Mandela mengalami oleng kepemimpinan dia hanya terfokus oleh kesama rataan hak dalam warga Negara Afrika Selatan. Selama masa periode kepemimpinannya di Afrika Selatan, Mandela membuat sebuah piagam kemerdekaan untuk menyama ratakan hak bagi warga negaranya. Ini bukti keseriusan Mandela untuk memperjuangkan hak.
Namun, pada kenyataan yang ada ketika kesamaan hak warna kulit, agama, partai, kepercayaan menjad prioritas yang utama. Ada sebuah sisi lain yang terlupakan pada masa pemerintahan Mandela. Masih banyak rakyatnya yang mengalami kesejahteraan dibawah garis miskin. Sungguh luarbiasa perjuangan Mandela yang menyamakan hak rakyatnya. Tetapi, hal itu belum bisa mengakomodasi hak-hak rakyat yang masih miskin ini.
Dihadapkan dengan permasalahan kemiskinan ini, ada hal lain yang mengenaskan selain kemiskinan itu. Permasalahan kesehatan yang kurang terkontrol. Bukan hanya permasalahan kemiskinan, Mandela juga kurang memperhatikan kesehatan masyarakatnya, yang pada waktu itu penyakit AIDS ini mewabah dari semua kalangan. Hampir sebagian penduduk Afrika Selatan menjangkit penyakit AIDS ini. Dibalik penyakit ini, ada sesuatu yang mengganjal dengan kesamaan hak seluruh rakyatnya. Pertanyaan yang muncul ketka dihadapkan dengan merabaknya penyakit AIDS ini. Apakah kesamaan hak rakyat Afrika Selatan, sudah membebaskan tatanan norma dan nilai yang ada. Yang pada hakikatnya penyakit AIDS ini muncul disebabkan oleh beberapa hal diantaranya berganti-ganti pasangan, memakai jarum suntik yang tak steril, mengkonsumsi narkoba. Inilah bukti kekurang mampuan seorang pemimpin untuk menangani permasalahan-permasalahan sebuah Negara yang notebene banyak sekali penduduk dan permasalahannya.
Harapan kedepannya seorang pemimpin mestinya ada penyeimbangan kepentingan-kepentingan yang ada dalam negaranya. Bukan berarti focus dalam sebuah permasalahan, lalu larut dalam permasalahan itu. Tetapi mengenyampingkan permalasahan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar